Peng. Teknologi Sistem Cerdas 2.1

NAMA           : EDWARD EVBERT A
NPM             : 17117369
KELAS          : 3KA20


Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System)


Pada sekitar tahun 1960-1970,  Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) mulai diper kenalkan. Sistem Penunjang Keputusan dirancang untuk mengembangkan efektivitas dan produktivitas dari para manajer dan kaum profesional. SPK adalah suatu sistem interaktif yang sering digunakan oleh para individu yang mem punyai pengalaman minim dengan komputer dan meto de analisis.  Sistem ini juga  mencakup berbagai jenis sistem, perangkat dan teknologi dalam pengembangan suat  suatu organisasi.  SPK dipakai untuk membantu decision maker dalam pengambilan  keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran dan betul - betul berguna bagi organisasi.

Alasan (latar belakang) mengapa memerlukan SPK:            
  • Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat.          
  • SPK sering dianggap sebagai keberhasilan dari suatu organisasi.           
  • Manajemen mengamanatkan perlunya SPK dalam organisasi.               
  • Informasi yang dibutuhkan tergantung pada waktu (sesuai situasi dan  kondisi).
  • Perlunya penghematan biaya operasional.     


Tujuan SPK :             
  • Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
  • Mendukung penilaian atau keputusan manajer bukan menggantikannya.
  • Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya. 

Bayangkan sebuah organisasi dimana para manajernya tidak dapat menggunakan komputer untuk membantu aktivitas yang memerlukan keputusan.  Bandingkan gambaran  diatas sebuah organisasi dimana para manajernya secara rutin menggunakan komputer  untuk mendapatkan dan memproses pengetahuan yang mendasari suatu keputusan yang  dibuat.  SPK menyimpan dan memproses berbagai jenis pengetahuan sangat cepat  daripada pikiran manusia.

Sebagai tambahan dalam keuntungan efisiensi, SPK sangat efektif dalam penanganan berbagai macam pengetahuan karena tidak mempunyai kondisi manusia seperti  kelelahan, kealpaan, kesalahan kalkulasi, dan stress.  Kegagalan dalam mengaktualisasi - kan berbagai penunjang keputusan dapat membuat para manajer dan organisasinya dalam  posisi tidak menguntungkan.

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Tahap – tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 

· Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

· Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.

· Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

· Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

Jenis Keputusan
Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain ( Herbert A. Simon ) : 

1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Keen dan Scoot Morton : “ Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
· Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception
· Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan
· Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur  dan tak struktur
· Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item
· Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, antara lain :
1. Subsistem Manajemen Basis data
2. Subsistem Manajemen Basis Model
3. Subsistem Dialog

Subsistem Manajemen Basis Data
Subsistem data merupakan bagian yang menyelediakan data – data yang dibutuhkan oleh Base management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.

Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara lain :
  • Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data
  • Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah
  • Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan
  • Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas


Subsistem Manajemen Model
Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Intergrasi model – model dalam Sistem Informasi Manajemen yang berdasarkan integrasi data – data dari lapangan menjadi suatu Sistem Pendukung Keputusan. Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
  • Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah
  • Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai
  • Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai
  • Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen


Subsistem Dialog
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain :

1. Bahasa Aksi (The Action Language)
Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada.

2. Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage)
Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah dilakukan.

3. Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language)
Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.

Tingkat Teknologi Dalam Sistem pendukung Keputusan
Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generatorr)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan (DSS Tools)

Sistem Pendukung Keputusan

Oleh Faisal Akib
Sistem pendukung keputusan (Decision Support System / DSS) pada awalnya diciptakan oleh dua professor di MIT (Anthony Gorry dan Michael S.Morton) pada tahun 70-an. Menurut mereka DSS harus diarahkan untuk mendukung manajemen pada masalah-masalah yang semi-structured (semi-terstruktur), yaitu masalah yang memiliki informasi kurang lengkap sehingga para manajer ragu dalam mengambil keputusan. DSS akan memberi dukungan atau alternatif penyelesaian sehingga para manajer dapat menguji alternatif ini untuk memilihi mana yang terbaik.

Menurut Alter ada enam macam dukungan yang bisa diberikan oleh DSS, dari yang paling mudah hingga yang cukup rumit, sebagai berikut:
1.  Mengambil elemen-elemen informasi dari database yang tersedia
2.  Menganalisis seluruh file laporan dari berbagai unit kerja dalam organisasi
3. Menyiapkan laporan dari berbagai file, misalnya dari file rugi-laba, file analisis penjualan, dsb.
4. Memperkirakan akibat dari suatu alternatif keputusan, disini digunakan model matematis, misalnya model pertumbuhan, lalu beberapa nilai dicoba, dan efek-nya dianalisis, sehingga bisa dipilih yang terbaik
5. Mengusulkan keputusan, user bisa memakai model matematis, misalnya linear-programming, untuk mencari nilai optimal, hasilnya bisa diusulkan sebagai satu keputusan yang harus diambil.
6. Mengambil keputusan, user bisa memilih model yang rumit dan hasil analisis-nya bisa diambil sebagai suatu keputusan.



Model Sistem Pendukung Keputusan
Perlu ditekankan bahwa tujuan dari DSS adalah:
  • Membantu manager dalam membuat keputusan untuk masalah semi-terstruktur
  • Mendukung penilaian manager bukan menggantikannya
  • Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan




Reference : 1


Comments

Popular Posts